JIHAD MELAWAN FILM FITNA*
Greet Wilders adalah politisi yang gemar mengumbar kata-kata yang melecehkan umat Islam. Kebenciannya kepada umat Islam lebih nampak jelas ketika terbitnya film yang berjudul Fitna. Film tersebut memang sudah lama direncanakan Wilders sebagai bagian dari kampanyenya membendung imigran muslim di Belanda dan islamisasi yang kian hari berkembang pesat.
Wilders dengan tegas dan dengan lancangnya mengatakan:
“Islam adalah sesuatu yang bisa menghalangi segala upaya kita di Belanda. Saya ingin Al-Qur'an yang fasis itu dilarang. Kami ingin menghentikan islamisasi di Belanda. Itu berarti tidak ada lagi mesjid,tidak ada sekolah Islam, serta tidak ada yang namanya iman.” Wilders memang nekad, jauh sebelum film provokatif itu diliris beragam kecaman dan ancaman menyeruak menanggapi perencanaan penayangan “film fitnah” tersebut. Bahkan kecaman dan larangan datang dari Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, yang menyebut film tersebut akan melukai perasaan umat Islam sedunia. Bahkan Balkenende sibuk dengan cara melobi dunia Islam termasuk mengirim surat kepada pengurus besar Nahdatul Ulama di Indonesia agar tidak melihat film tersebut.
Balkenende juga sudah melakukan pendekatan terhadap Wilders untuk mengubah niatnya agar tidak meliris film tersebut namun Wilders tidak sama sekali menghiraukan larangan-larangan yang muncul untuk menghalanginya. Malah dengan lancangnya Wilders mengatakan “Perdana Menteri kita seorang Pengecut Besar! Pemerintah kita sangat lemah,” tegasnya.
Dalam penayangan film Fitna, Wilders tak sepi dari dukungan. Wilders didukung oleh Kurt Wester Gaard pembuat karikatur pelecehan Nabi Muhammad SAW di Denmark menyuarakan dukungan baginya. Wester Gaard yang beberapa waktu lalu mendapat simpati dari media masa di Denmark dengan pemuatan kembali kartun yang melecehkan Nabi SAW memandang sangat penting pemutaran film tersebut. “Wilders harus menayangkan film itu,” tegasnya sambil mengatakan tak ada satu pun dari polititsi Denmark yang berani memblok penayangan film tersebut.
Jum’at malam tanggal 28 Maret 2008 film yang menyesakkan dada umat Islam tersebut diputar. Film yang berdurasi 17 menit itu dibuka dengan gambar Kitab Suci Al-Qur'an dan karikatur Denmark yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW yang mengenakan sorban dari bom. Setelah itu muncul gambar penyerangan terhadap WTC, New York pada 2001 dan peledakan di Madrid, Spanyol 2004 yang diiringi dengan pembacaan ayat Al-Qur'an.
Kemudian muncul tayangan berita tentang pembunuhan terhadap Theo Van Gogh, pembuatan film submission yang juga melecehkan Islam dan ancaman terhadap Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan yang difatwa mati oleh Ayyatullah Khoeimeni. Setelah itu muncul tulisan “Jihad melawan Wilders” yang terpampang besar dan ucapan beberapa imam yang mengecam orang-orang Yahudi dan kalangan homoseksual. Wilders juga memuat kata-kata “Islam ingin menguasai, menundukkan dan bertekad menghancurkan kebudayaan Barat”. Endingnya karikatur Nabii kembali muncul dengan bom yang melingkar di surban dan sumbu bom yang hampir terbakar.
Beberapa saat setelah penayangan film Fitna, kemarahan menjalar seperti di Pakistan, Afganistan, Iran. Umat Islam melakukan aksi protes terhadap penayangan film biadab tersebut. Bahkan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad, menyerukan untuk memboikot produk-produk Belanda. Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan aksi pelecehan yang dilakukan Wilders. Tokoh Partai Keadilan Sejahtera ini menyebut langkah Wilders bisa memicu adu domba antar warga dunia. Begiut juga dengan ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendorong dunia Islam agar menyeret Wilders ke pengadilan internasional.
Belum reda kemarahan umat Islam akibat film Fitna, isu akan adanya film kedua yang bakal beredar di Belanda yang berisi pelecehan terhadap Nabi SAW juga santer dibicarakan. Kelompok Belanda yang fobi dengan Islam berencana membuat film kartun bertajuk “The Life of Muhammad” yang dibuat oleh tokoh partai buruh Belanda kelahiran Iran, Ehsan Jami. Film ini rencananya akan diedarkan pada 20 April 2008. film itu menggambarkan sosok nabi Muhammad SAW yang mempunyai kelainan seksual dengan menikahi seorang bocah kecil usia 9 tahun.
(referensi: dari berbagai sumber)
Wilders dengan tegas dan dengan lancangnya mengatakan:
“Islam adalah sesuatu yang bisa menghalangi segala upaya kita di Belanda. Saya ingin Al-Qur'an yang fasis itu dilarang. Kami ingin menghentikan islamisasi di Belanda. Itu berarti tidak ada lagi mesjid,tidak ada sekolah Islam, serta tidak ada yang namanya iman.” Wilders memang nekad, jauh sebelum film provokatif itu diliris beragam kecaman dan ancaman menyeruak menanggapi perencanaan penayangan “film fitnah” tersebut. Bahkan kecaman dan larangan datang dari Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, yang menyebut film tersebut akan melukai perasaan umat Islam sedunia. Bahkan Balkenende sibuk dengan cara melobi dunia Islam termasuk mengirim surat kepada pengurus besar Nahdatul Ulama di Indonesia agar tidak melihat film tersebut.
Balkenende juga sudah melakukan pendekatan terhadap Wilders untuk mengubah niatnya agar tidak meliris film tersebut namun Wilders tidak sama sekali menghiraukan larangan-larangan yang muncul untuk menghalanginya. Malah dengan lancangnya Wilders mengatakan “Perdana Menteri kita seorang Pengecut Besar! Pemerintah kita sangat lemah,” tegasnya.
Dalam penayangan film Fitna, Wilders tak sepi dari dukungan. Wilders didukung oleh Kurt Wester Gaard pembuat karikatur pelecehan Nabi Muhammad SAW di Denmark menyuarakan dukungan baginya. Wester Gaard yang beberapa waktu lalu mendapat simpati dari media masa di Denmark dengan pemuatan kembali kartun yang melecehkan Nabi SAW memandang sangat penting pemutaran film tersebut. “Wilders harus menayangkan film itu,” tegasnya sambil mengatakan tak ada satu pun dari polititsi Denmark yang berani memblok penayangan film tersebut.
Jum’at malam tanggal 28 Maret 2008 film yang menyesakkan dada umat Islam tersebut diputar. Film yang berdurasi 17 menit itu dibuka dengan gambar Kitab Suci Al-Qur'an dan karikatur Denmark yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW yang mengenakan sorban dari bom. Setelah itu muncul gambar penyerangan terhadap WTC, New York pada 2001 dan peledakan di Madrid, Spanyol 2004 yang diiringi dengan pembacaan ayat Al-Qur'an.
Kemudian muncul tayangan berita tentang pembunuhan terhadap Theo Van Gogh, pembuatan film submission yang juga melecehkan Islam dan ancaman terhadap Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan yang difatwa mati oleh Ayyatullah Khoeimeni. Setelah itu muncul tulisan “Jihad melawan Wilders” yang terpampang besar dan ucapan beberapa imam yang mengecam orang-orang Yahudi dan kalangan homoseksual. Wilders juga memuat kata-kata “Islam ingin menguasai, menundukkan dan bertekad menghancurkan kebudayaan Barat”. Endingnya karikatur Nabii kembali muncul dengan bom yang melingkar di surban dan sumbu bom yang hampir terbakar.
Beberapa saat setelah penayangan film Fitna, kemarahan menjalar seperti di Pakistan, Afganistan, Iran. Umat Islam melakukan aksi protes terhadap penayangan film biadab tersebut. Bahkan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad, menyerukan untuk memboikot produk-produk Belanda. Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan aksi pelecehan yang dilakukan Wilders. Tokoh Partai Keadilan Sejahtera ini menyebut langkah Wilders bisa memicu adu domba antar warga dunia. Begiut juga dengan ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendorong dunia Islam agar menyeret Wilders ke pengadilan internasional.
Belum reda kemarahan umat Islam akibat film Fitna, isu akan adanya film kedua yang bakal beredar di Belanda yang berisi pelecehan terhadap Nabi SAW juga santer dibicarakan. Kelompok Belanda yang fobi dengan Islam berencana membuat film kartun bertajuk “The Life of Muhammad” yang dibuat oleh tokoh partai buruh Belanda kelahiran Iran, Ehsan Jami. Film ini rencananya akan diedarkan pada 20 April 2008. film itu menggambarkan sosok nabi Muhammad SAW yang mempunyai kelainan seksual dengan menikahi seorang bocah kecil usia 9 tahun.
(referensi: dari berbagai sumber)
Saudaraku, bukan hanya ini saja bentuk pelecehan musuh Islam khususnya di Belanda terhadap Dunia Islam, akankah kita akan tetap berdiam diri menyaksikan kebiadaban mereka, mari kita satukan suara untuk mengatakan “Hancurkan Musuh-musuh Islam”
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!
*Disampaikan oleh: Departemen Kebijakan Publik KAMMI Komisariat IAIN SU pada "Opini Publik" Mingguan.
Label: opini publik


0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda