Buletin Cyber KAMMI IAIN-SU

Visi KAMMI: KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.

Sabtu, 26 April 2008

JIHAD MELAWAN FILM FITNA*

Greet Wilders adalah politisi yang gemar mengumbar kata-kata yang melecehkan umat Islam. Kebenciannya kepada umat Islam lebih nampak jelas ketika terbitnya film yang berjudul Fitna. Film tersebut memang sudah lama direncanakan Wilders sebagai bagian dari kampanyenya membendung imigran muslim di Belanda dan islamisasi yang kian hari berkembang pesat.
Wilders dengan tegas dan dengan lancangnya mengatakan:
“Islam adalah sesuatu yang bisa menghalangi segala upaya kita di Belanda. Saya ingin Al-Qur'an yang fasis itu dilarang. Kami ingin menghentikan islamisasi di Belanda. Itu berarti tidak ada lagi mesjid,tidak ada sekolah Islam, serta tidak ada yang namanya iman.” Wilders memang nekad, jauh sebelum film provokatif itu diliris beragam kecaman dan ancaman menyeruak menanggapi perencanaan penayangan “film fitnah” tersebut. Bahkan kecaman dan larangan datang dari Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, yang menyebut film tersebut akan melukai perasaan umat Islam sedunia. Bahkan Balkenende sibuk dengan cara melobi dunia Islam termasuk mengirim surat kepada pengurus besar Nahdatul Ulama di Indonesia agar tidak melihat film tersebut.
Balkenende juga sudah melakukan pendekatan terhadap Wilders untuk mengubah niatnya agar tidak meliris film tersebut namun Wilders tidak sama sekali menghiraukan larangan-larangan yang muncul untuk menghalanginya. Malah dengan lancangnya Wilders mengatakan “Perdana Menteri kita seorang Pengecut Besar! Pemerintah kita sangat lemah,” tegasnya.
Dalam penayangan film Fitna, Wilders tak sepi dari dukungan. Wilders didukung oleh Kurt Wester Gaard pembuat karikatur pelecehan Nabi Muhammad SAW di Denmark menyuarakan dukungan baginya. Wester Gaard yang beberapa waktu lalu mendapat simpati dari media masa di Denmark dengan pemuatan kembali kartun yang melecehkan Nabi SAW memandang sangat penting pemutaran film tersebut. “Wilders harus menayangkan film itu,” tegasnya sambil mengatakan tak ada satu pun dari polititsi Denmark yang berani memblok penayangan film tersebut.
Jum’at malam tanggal 28 Maret 2008 film yang menyesakkan dada umat Islam tersebut diputar. Film yang berdurasi 17 menit itu dibuka dengan gambar Kitab Suci Al-Qur'an dan karikatur Denmark yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW yang mengenakan sorban dari bom. Setelah itu muncul gambar penyerangan terhadap WTC, New York pada 2001 dan peledakan di Madrid, Spanyol 2004 yang diiringi dengan pembacaan ayat Al-Qur'an.
Kemudian muncul tayangan berita tentang pembunuhan terhadap Theo Van Gogh, pembuatan film submission yang juga melecehkan Islam dan ancaman terhadap Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan yang difatwa mati oleh Ayyatullah Khoeimeni. Setelah itu muncul tulisan “Jihad melawan Wilders” yang terpampang besar dan ucapan beberapa imam yang mengecam orang-orang Yahudi dan kalangan homoseksual. Wilders juga memuat kata-kata “Islam ingin menguasai, menundukkan dan bertekad menghancurkan kebudayaan Barat”. Endingnya karikatur Nabii kembali muncul dengan bom yang melingkar di surban dan sumbu bom yang hampir terbakar.
Beberapa saat setelah penayangan film Fitna, kemarahan menjalar seperti di Pakistan, Afganistan, Iran. Umat Islam melakukan aksi protes terhadap penayangan film biadab tersebut. Bahkan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad, menyerukan untuk memboikot produk-produk Belanda. Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan aksi pelecehan yang dilakukan Wilders. Tokoh Partai Keadilan Sejahtera ini menyebut langkah Wilders bisa memicu adu domba antar warga dunia. Begiut juga dengan ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendorong dunia Islam agar menyeret Wilders ke pengadilan internasional.
Belum reda kemarahan umat Islam akibat film Fitna, isu akan adanya film kedua yang bakal beredar di Belanda yang berisi pelecehan terhadap Nabi SAW juga santer dibicarakan. Kelompok Belanda yang fobi dengan Islam berencana membuat film kartun bertajuk “The Life of Muhammad” yang dibuat oleh tokoh partai buruh Belanda kelahiran Iran, Ehsan Jami. Film ini rencananya akan diedarkan pada 20 April 2008. film itu menggambarkan sosok nabi Muhammad SAW yang mempunyai kelainan seksual dengan menikahi seorang bocah kecil usia 9 tahun.
(referensi: dari berbagai sumber)
Saudaraku, bukan hanya ini saja bentuk pelecehan musuh Islam khususnya di Belanda terhadap Dunia Islam, akankah kita akan tetap berdiam diri menyaksikan kebiadaban mereka, mari kita satukan suara untuk mengatakan “Hancurkan Musuh-musuh Islam”
Allahu Akbar!
*Disampaikan oleh: Departemen Kebijakan Publik KAMMI Komisariat IAIN SU pada "Opini Publik" Mingguan.

Label:

KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL-QUR'AN

Oleh: Lailan Afni*



Teman-teman sudah tahu kan faedahnya baca Al-Qur'an? Apalagi bisa menghafal dan mengamalkannya. Salah satu manfaat menghafal Al-Qur'an adalah kelak di akhirat nanti orang tua kita akan dipakaikan mahkota dari cahaya. Ini pernah saya baca dari sebuah hadis di buku “Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur'an” karya Yusuf Qardhawi.
Masalahnya, kalau menghafal Al-Qur'an itu banyak susahnya (bagi sebagian orang). Benarkah? Iya. Memang, salah satu penyebab utamanya adalah banyak maksiat. Makanya jangan sering-sering melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Pernah dengar kan ada seorang ulama yang kehilangan sebagian hafalannya karena pernah melihat aurat wanita? Nah, selain menghindari pantangan-pantangan seperti itu, ada tips-tips yang bisa dipedomani untuk kita dalam menghafal Al-Qur'an. Diamalkan, ya!
Pertama-tama, bacalah ta’awudz dan basmalah dulu, ya J. Kemudian, urutannya seperti ini:
Sebelum mulai, ambillah air wudhu.
Lalu berdoa agar diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT serta agar bisa mengamalkannya.
Sebelum menghafal, terlebih dahulu bacalah ayat yang akan dihafalkan dan pahami terjemahannya.
Mulailah mengahafal dengan cara memabaca ayat tersebut secara berulang-ulang hingga hafal dan lancar.
Lanjutkan ke ayat berikutnya dengan cara yang sama begitu seterusnya.
Ulangi kembali hafalan mulai pertama sampai terakhir.
Agar hafalan tidak mudah hilang dari ingatan, sering-seringlah dilafalkan atau dibaca ketika shalat.
Jangan lupa untuk menjaga tajwid dan makhrajnya, ya!
Nah, begitulah kira-kira tips menjaga hafalan biar lengket terus di ingatan. Oya, satu metode lagi, para sahabat dulu dalam mengekalkan hafalan adalah dengan mengamalkannya. Mungkin bisa juga dicoba.
Warning!!!: tips ini tinggallah sebuah tips jika tiada aplikasi nyata dari kita yang betul-betul ingin menghafal Al-Qur'an.
--(Dari berbagai sumber)--

*Penulis adalah Bendahara Umum LDK Al-Izzah IAIN SU Periode 2008-2009
Tulisan diedit seperlunya oleh admin kammikomsiainsu.blogspot.com

Label:

ALHAMDULILLAH! AKHIRNYA!

Merayakan Milad: KAMMI Peduli “Anak Jalanan”
Oleh: Siti Khodijah Lubis*


Tanggal 12 April 2008 kemarin, KAMMI komisariat IAIN SU sangat beruntung bisa menjalani sebuah acara kecil-kecilan dalam rangka mensyukuri nikmat satu dasawarsa umur yang diberikan Allah SWT kepada sebuah wadah perjuangan bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang terlahir pada tanggal 29 Maret 1998 di Malang...
Acara itu adalah bentuk rasa berbagi kepada adik-adik kita yang agak kurang beruntung. KAMMI kom’s IAIN SU merangkainya dengan agenda-agenda: pembukaan, taujih rabbani (tilawah) disampaikan oleh Akh Pandapotan Limbong, sambutan dari ketua komisariat (Akh Irmansyah) dan ketua panitia (Akh Subur Jaya Kacaribu), tausyiah nan padat berisi dari Ustadz Drs. Achmad Ramadhan MA yang pemimpin Pondok LatHIVa (semoga kita pandai mengambil ibroh dari taujihnya yang bermanfaat), makan siang bareng plus sharing-sharing sama adik-adik jalanan, sholat zuhur berjamaah bareng, berbagi hadiah, doa bersama, dan....mendokumentasikan kebersamaan hari itu.
KAMMI berharap, keriangan hari itu tetap bisa kami jaga dengan follow-up yang insya Allah lagi dipersiapkan oleh pengurus-pengurus KAMMI Komisariat IAIN SU (disponsori oleh: Departemen Humas J). Doakan adik-adik kita dapat mendapat pendidikan agama, baca Al-Qur'an, dan baca-tulis pada umumnya. Dan tak lupa, bantuan dalam bentuk moril dan materil sangat ditunggu dengan tangan terbuka..:-)
Kalau berminat jadi kakak asuh, hubungi saja pengurus KAMMI komisariat IAIN SU yang anda kenal (terutama dari Departemen Humas, ya!).


*Penulis adalah Sekretaris departemen Humas KAMMI Komisariat IAIN SU periode 2007-2008

Label:

Kamis, 03 April 2008

SAUDARAKU, BERCITA-CITALAH!!



Oleh: Indi Gharista Manik*

Saudaraku, izinkan aku menuturkan sebuah kisah. Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, senang beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. "Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa yang mempunyai banyak cita-cita. Dia pernah bercita-cita menjadi amir, dia telah mendapatkannya. Dia bercita-cita menjadi seorang khalifah, juga telah didapatkannya. Sekarang, cita-citaku adalah surga, dan aku berharap mendapatkannya."

Lembar sejarah membuktikan, orang-orang besar umumnya memiliki cita-cita tinggi. Saudaraku, bukan hanya itu, mereka berusaha mewujudkan apa yang mereka cita-citakan dengan segenap upaya dan kesungguhan, dan umumnya mereka mampu meraih cita-cita yang telah mereka canangkan.

Bukan hanya kisah Umar bin Abdul Aziz yang akan aku ceritakan. Ada kisah lain, tentang empat pemuda dengan cita-cita mereka. Suatu kali, Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mushab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan ra. berkumpul di pelataran ka'bah. Mushab yang bicara pertama kali dengan mengatakan,"Bercita-citalah kalian." Sahabat yang enggan mengatakan cita-citanya, meminta Mushab terlebih dulu menyampaikan cita-citanya.

Mushab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah Saudaraku, apa yang kemudian hari berlaku atas Mushab? Allah SWT memperkenankannya memperoleh apa yang ia cita-citakan.

Urwah bin Jubair kemudian menceritakan harapannya. "Aku ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.

Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan Saudaraku, Abdul Malik bin Marwan kemudian menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dikenal sebagai khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.

Terakhir, Abdullah bin Umar menegaskan cita-citanya. Tahukah Saudaraku, apa cita-cita Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga!

Saudaraku, ambillah hikmah terbaik dari kisah itu. Apa yang menjadi cita-cita mereka? Cita-cita yang tinggi dan besar. Apakah engkau mengetahui, bagaimana mereka bisa mencapai cita-cita itu? Mereka mencapainya dengan perjuangan dan pengorbanan yang sungguh-sungguh diiringi dengan mental yang luar biasa. Bukan dicapai dengan menumbuhkan keminderan, kekalahan bahkan keputusasaan. Kekuatan tekad yang mereka miliki disertai dengan kerja keras juga doa kepada Allah SWT membuat mereka mampu mencapai apa yang mereka inginkan.

Perhatikan apa yang sejarah tulis mengenai perjuangan Umar bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan. Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu. Yunus bin Syuaib bahkan berkata, "Sebelum menjadi khalifah, tali celananya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, ketika dia menjadi khalifah, dia sangat kurus. Bahkan jika saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, pasti saya bisa menghitungnya." Bukan hanya itu, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal sebagai pemimpin yang menolak suap dalam bentuk apapun. Subhanallah.. Allah SWT memperkenankan Umar bin Abdul Aziz memperoleh keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan penuh kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menngapai cita-cita yang lain, surga!

Karena itu, Saudaraku, bercita-citalah! Pancangkan cita-citamu setinggi mungkin. Iringi ia dengan kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menggapainya. Semoga Allah SWT merahmatimu dengan memperkenankan cita-cita itu terwujud.

Bercita-citalah! Bukan hanya untuk duniamu, tapi juga untuk akheratmu. Rasulullah bersabda, "Dan jika kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga firdaus, sebab dia adalah surga yang paling tinggi." Saudaraku, tahukah engkau apa cita-cita seorang Rabiah bin Kaab? Cita-citanya adalah, menemani Rasulullah di surga!

*Penulis adalah Sekretaris Dept. Ekonomi KAMMI Koms IAIN SU, periode 2007-2008

Label:

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEJAK DINI



Oleh: Indi Gharista Manik*

Tanggungjawab, kreativitas dan mampu mengambil keputusan adalah sifat yang akan muncul pada anak jika jiwa wirausaha ditumbuhkan sejak dini. Sifat tersebut merupakan modal bagi keberhasilan hidup anak saat ia dewasa.

Ramalan beberapa ahli tentang gambaran masa depan dunia yang menuntut munculnya jiwa wirausaha pada tiap individu tak dapat disangkal lagi. Persaingan global antar bangsa yang tak mengenal batas antar negara menuntut setiap orang untuk kreatif memunculkan ide-ide baru. Maka mempersiapkan anak agar mempunyai jiwa wirausaha, agaknya jadi satu hal yang penting dilakukan oleh orangtua dan lingkungannya.

Peran orangtua dan guru
Wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan banyak kreativitas. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.

Selain itu, peran lingkungan, semisal guru-guru, juga berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. Mereka bisa berperan dalam membuat anak agar bisa menjadi seorang enterpreneur. Untuk itu, guru harus kreatif mengajar dan membuat soal. Berikan kesempatan untuk berpikir alternatif.

Misalnya, jangan bertanya 5X5 berapa. Tapi, tanyalah berapa kali berapa hasilnya sama dengan 25.Dengan kreativitas orangtua dan guru, anak dilatih memiliki beberapa alternatif jawaban dan solusi. Alternatif tersebut akan melatih anak mampu mengambil keputusan yang tepat dari berbagai pilihan yang ada.

Jiwa wirausaha juga memerlukan motivasi yang bagus, intelegensi yang cukup baik, kreatif, inovatif, dan selalu mencari sesuatu hal yang baru untuk bisa dikembangkan. Sayangnya, menurut Zainun, hal-hal tersebut di sekolah kurang mendapat perhatian. Kebanyakan sekolah masih terfokus pada pengembangan kecerdasan intelegensi saja.

Sementara kreativitas masih kurang dikembangkan.
Padahal pengembangan kreativitas akan membuat anak mampu menciptakan hal-hal baru. Kreativitas inilah modal dasar untuk menjadi enterpreuner. Modal penting lainnya adalah sikap bertanggungjawab. Sisi positif lain dari pengembangan sikap ini adalah terbangunnya rasa tanggung jawab pada semua hal yang dilakukan., untuk itu bila banyak orang di Indonesia memiliki jiwa enterpreunership, maka jumlah koruptor juga akan sedikit. Bila kelak anak tersebut dewasa dan mengambil kredit di bank, ia akan bertanggungjawab mengembalikan dan tidak akan kabur


Latihan bertahap
Menumbuhan sifat wirausaha pada diri anak memerlukan latihan bertahap. Latihan wirausaha ini bukanlah sesuatu yang rumit. Bentuknya bisa sederhana dan merupakan bagian dari keseharian anak. Misalnya, toilet training untuk melatih anak yang masih ngompol. Tujuan akhirnya sampai anak mampu membuang kotoran di tempatnya, membersihkan kotorannya, dan memakai kembali celananya. Latihan itu dilakukan secara bertahap dan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab.

Latihan lain, misalnya melatih anak untuk dapat membereskan mainan selesai bermain dan meletakkan mainan di tempatnya. Hal ini juga merupakan latihan untuk bertanggungjawab dan awal pengajaran tentang kepemilikan. Ini mainan saya diletakkan di sini. Ini mainan kakak, kalau mau pinjam, harus ijin dulu. Sifat tersebut, adalah awal untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak.

Latihan selanjutnya adalah mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik. Terangkan pada anak, dari mana uang yang dipakai untuk membiayai rumah tangga. Jelaskan bahwa untuk mendapatkan uang tersebut, orangtua harus bekerja keras. Uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan yang benar-benar perlu. Dengan demikian anak akan menjauhi sikap konsumtif.

Dalam mengajarkan anak mengelola uang, latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, namun juga menabung, sedekah dan mencari uang. Tentu saja cara ini memerlukan konsistensi orangtua terhadap aturan. Misalnya, saat mengajak anak berbelanja. Catat terlebih dahulu kebutuhan yang akan dibeli. Orangtua harus konsisten untuk tidak belanja di luar catatan belanja. Bila anak mengamuk meminta mainan atau barang kebutuhan lain di luar catatan, maka orangtua harus konsisten untuk membelikannya. Aturan itu harus sudah disepakati sejak awal.

Latihan seperti ini sudah dapat dilakukan sejak anak berusia dua tahun. Jangan anggap anak tidak mengerti apa-apa dengan mengatakan Ah, masih anak kecil. Padahal sejak kecil pun anak sudah mampu berkomunikasi.

Bisnis kecil-kecilan
Setelah anak diajarkan mengelola uang, tahap selanjutnya si anak mulai dapat diajarkan berbisnis kecil-kecilan. Biasanya bisa dilakukan pada usia sekolah. Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat diajarkan jual beli.
Pada tahap ini anak diajarkan untuk mengenal usaha untuk mendapatkan sesuatu, dengan kata lain bisnis kecil-kecilan.

Misalnya, anak bisa diajarkan menjual barang hasil karyanya, saperti es mambo, kue, dan lain-lain. Ini tidak disarankan untuk dilatihkan, tapi sebenarnya bisa. Syaratnya, tahapan ini bisa dijalankan bila orangtua sudah mengajarkan cara mengelola uang terlebih dahulu. Sehingga anak sudah terbiasa untuk menabung dan mengatur uangnya dengan baik. Dengan demikian uang yang mereka dapat tak segera dihabiskan untuk hal-hal yang tak perlu.

Cara yang dipakai oleh seorang penulis buku di Amerika Serikat, agaknya layak ditiru. mengisahkan tentang bagaimana ia mampu mendorong anak-anaknya menjadi gemar menabung dan penuh perhitungan dalam membelanjakan uang. Ia membuat Bank Ayah, khusus untuk anak-anaknya. Prinsip yang dikembangkan dalam "Bank Ayah" adalah pemberian tanggungjawab dan kontrol keuangan secara penuh pada anak sebagai pengelola uang mereka sendiri. Uang anak adalah milik anak, bukan milik orang tua. Bahkan anak juga bebas mencari pendapatan di luar jatah uang saku yang telah mereka dapatkan.

Dalam hal ini "Bank Ayah" berperan dalam melakukan kontrol secara tidak langsung, yaitu dengan mengembangkan prinsip-prinsip perbankan seperti bonus yang dapat menarik minat akan untuk menambah saldo tabungan, juga saldo minimal, yang dapat membatasi jumlah pengambilan uang agar tidak terkuras habis. Dengan ini anak akan benar-benar bertanggungjawab dan berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.

"Bank Ayah" ini tidak cuma menjadi daya tarik anak untuk menabung. Lebih dari itu "Bank Ayah" dikelola sebagai sarana pembelajaran dari praktik ekonomi kepada anak dengan bahasa yang sederhana. Dengan sedikit improvisasi, "Bank Ayah" ini menjadi media latihan berinvestasi pada anak-anak.
Jadi sejak dini jiwa wirausaha baik untuk ditanamkan. Inti dari kewirausahaan adalah bagaimana menanamkan cara untuk berusaha, memecahkan permasalahan dan bertanggung jawab penuh atas apa yang dia lakukan. Sangat positif, bukan?

*Penulis adalah Sekretaris Dept. Ekonomi KAMMI Koms IAIN SU, periode 2007-2008

Label:

SIAPAKAH MUSLIM NEGARAWAN ITU?

Oleh: Arif Munandar*

Istilah “Muslim Negarawan” sudah sering didengung-dengungkan oleh KAMMI. Jargon-jargon “Muslim Negarawan” dapat ditemukan di barang-barang/aksesoris yang kerap menghiasi benda-benda yang dimiliki seorang anak KAMMI, contoh: gantungan kunci, stiker, kaos, jaket, dll dan bahkan spanduk-spanduk yang menghiasi acara kepanitiaan (Daurah Marhalah, misalnya). Jargon ini juga sebuah “cita-cita” (katakanlah demikian) setiap individu yang mengaku dirinya kader KAMMI. Orang-orang yang berkecimpung di KAMMI pun di-”doktrin” agar bisa memenuhi ciri ideal seorang muslim negarawan. Namun, seperti apakah sebenarnya yang dimaksud dengan MUSLIM NEGARAWAN itu?

Dalam risalah kaderisasi manhaj 1427 H yang dirumuskan oleh tim Kaderisasi KAMMI Pusat, ada beberapa poin penting yang menjadi titik tekan dalam mendesain kader KAMMI. Poin penting tersebut adalah KAMMI mampu menciptakan kader yang berorientasi pada profil Muslim Negarawan. Profil Muslim Negarawan dalam definisi risalah tersebut adalah kader KAMMI yang memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis dan konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa, serta mampu menjadi perekat komponen bangsa pada upaya perbaikan.

Ada tiga hal yang merupakan syarat utama munculnya sosok muslim negarawan yang memiliki keberpihakan pada kebenaran dan terlatih dalam proses perjuangannya diantaranya adalah mereka yang terlahir dari gerakan Islam yang tertata rapi (quwwah al-munashamat), semangat keimanan yang kuat (ghirah qawiyah) dan kompetensi yang tajam.

Secara aplikatif sosok kader muslim negarawan harus memiliki kompetensi kritis yang harus dilatih sejak dini. Kompetensi kritis ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki kader yang dirancang sesuai kebutuhan masa depan sebagaimana yang dirumuskan di dalam Visi Gerakan. Terdapat enam kompetensi kritis yang harus dimiliki kader KAMMI, sebagai berikut:

1. Pengetahuan ke-Islaman

Kader harus memiliki ilmu pengetahuan dasar keislaman, ilmu metodologi Islam, dan wawasan sejarah dan wacana keislaman. Pengetahuan ini harus dimiliki agar kader memiliki sistem berpikir Islami dan mampu mengkritisi serta memberikan solusi dalam cara pandang Islam.

2. Kredibilitas Akhlak

Kader memiliki basis pengetahuan ideologis, kekokohan akhlak, dan konsistensi dakwah Islam. Krediilitas moral ini merupakan hasil dari interaksi yang intensif dengan manhaj tarbiyah Islamiyah serta implementasinya dalam gerakan (Tarbiyah Islamiyah Harakiyah)

3. Wawasan ke-Indonesiaaan

Kader memiliki pengetahuan yang berkorelasi kuat dengan solusi atas problematika umat dan bangsa, sehingga kader yang dihasilkan dalam proses kaderisasi KAMMI selain memiliki daya kritis, ilmiah dan objektif juga mampu memberikan tawaran solusi dengan cara makro kebangsaan agar kemudian dapat mmberikan solusi praktis dan komprehensif. Wawasan ke-Indonesiaan yang dimaksud adalah penguasaan cakrawala ke-Indonesiaan, realitas kebijakan publik, yang terintegrasi oleh pengetahuan interdisipliner.

4. Kepakaran dan Profesionalisme

Kader wajib menguasai studi yang dibidanginya agar memiliki keahlian spesialis dalam upaya pemecahan problematika umat dan bangsa. Profesionalisme dan kepakaran adalah syarat mutlak yang kelak menjadikan kader dan gerakan menjadi referensi yang ikut diperhitungkan publik.

5. Kepemimpinan

Kompetensi kepemimpinan yang dibangun kader KAMMI adalah kemampuan memimpin gerakan dan perubahan yang lebih luas. Hal mendasar dari kompetensi ini adalah kemampuan kader berorganisasi dan beramal jama’i. Sosok kader KAMMI tidak sekadar ahli di wilayah spesialisasinya, lebih dari itu ia adalah seorang intelektual yang mampu memimpin perubahan. Di samping mampu memimpin gerakan dan gagasan, kader pun memiliki pergaulan luas dan jaringan kerja efektf yang memungkinkan terjadi akselerasi perubahan.

6. Diplomasi dan Jaringan

Kader KAMMI adalah mereka yang terlibat dalam upaya perbaikan nyata di tengah masyarakat. Oleh karena itu ia harus memiliki kemampuan jaringan, menawarkan dan mengomunikasikan fikrah atau gagasannya sesuai bahasa dan logika yang digunakan berbagai lapisan masyarakat. Penguasaan skill diplomasi, komunikasi masa dan jaringan ini adalah syarat sebagai pemimpin perubahan

Dari enam Visi Gerakan Ini, dapat kita lihat bahwa titik tekan sebenarnya adalah pengrefleksian dari intelektual profetik (yang merupakan salah satu paradigma gerakan KAMMI) yang profesional. Tentu saja, kembali ke misi KAMMI, ini semua dalam upaya berdakwah fi sabilillah untuk mewujudkan masayarakat yang Islami di Indonesia. Dan tentu, agen-agen perubahan yang kita inginkan bukanlah kader karbitan, kader asal-asalan. Tetapi yang profesional, menjadi teladan, bermental reformis, tangguh, dan siap melayani (mengutip pernyataan al-akh Irman Deni –Ketum KAMMI Daerah Sumut).

Pertanyaannya, apakah seluruh kader KAMMI dapat mengaplikasikan keenam poin di atas sebagai wujud aksi nyata menjelmakan diri sebagai Muslim Negarawan yang seutuhnya? Jawablah dengan aksi nyata!

*Penulis adalah Koordinator Dept. Kaderisasi KAMMI Koms IAIN SU periode 2007-2008

Label: