
(sebuah sambutan untuk alumni Daurah Marhalah I KAMMI Koms IAIN SU, 29 Feb-2 Maret 2008, Diklat DLLAJR SU
Oleh: Siti Khodijah Lubis*
Serulah (manusia) pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan cara yang baik. (Q.S. An-Nahl: 125)
Yang pertama kali ingin kami ucapkan (selain ahlan wa sahlan, tentunya..) adalah "LURUSKAN NIAT". Tapi tidak dipungkiri gelombang warna-warni niat mewarnai alumnus DM1, atau bahkan tanpa niat, alias "sekedar meramaikan"? Sekedar mengingatkan, "tiap-tiap amal tergantung niat, dan hasil amal itu tergantung dari apa yang diniatkan." (HR. Bukhari)
Tapi jangan khawatir, kawan... Niat itu sendiri berproses dari awal, tengah, dan akhir amalan kita. Ketika di awal kita berniat untuk menjadi "biasa-biasa" saja, atau tidak berniat sekali berkecimpung di dakwah (KAMMI) ini, maka perhatikanlah! Sesungguhnya KAMMI akan menempamu menjadi seorang mujahid yang berguna untuk bangsa ini, dan tentu saja untuk diin ini. Dan niat itu sendiri berproses di sini.
Sekedar orientasi kembali, menyegarkan pikiran kita, ketika kita menjejakkan kaki di kampus, kita harus menyadari, yang mensubsidi kita, yang memudahkan fasilitas-fasilitas kita, pendeknya...yang membuat uang kuliah MURAH adalah RAKYAT! Rakyat yang hidup di tengah-tengah negeri kita yang ajaib. Yah, ajaib! Di mana wakil rakyat (baca: Pemimpin) merengek-rengek meminta gajinya naik, padahal fasilitas mewah telah ia nikmati, sedangkan di sudut perkampungan kumuh sana, rakyat yang mempercayainya harus rela kenyang sehari, lapar tiga hari, sambil membayangkan dan memimpikan perubahan nasib mereka. Dan lebih ajaib lagi, bila tidak ada sedikitpun niat terselip di hati kita, yang telah berHUTANG pada mereka, untuk membalik keadaan ini.
Dan jawaban untuk kemelut ini adalah MENJALANKAN ISLAM SECARA KAFFAH, dari grassroot (masyarakat bawah) sampai tingkat birokrat. Inilah tugas kita, sekali lagi, tugas kita!
Umat ini tidak akan bangkit kecuali dengan jihad. Tidak usahlah kita menunggu para thaghut, koruptor-koruptor, orang-orang zhalim itu mendapat azab. saatnya kita gerakkan diri untuk menjadi bagian dari jihad ini. Dan, jihad itu tidak se'seram' yang dijejali oleh media-media kafir.
Dengan memilih kepada alat yang dipakai untuk berjihad, Prof. DR. Abd al-Karim Zaidan, membagi jihad menjadi tiga:
Jihad dengan lisan, yaitu menerangkan ajaran-ajaran Islam dan menangkis pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam.
Jihad dengan harta, yaitu mendermakan harta dalam amal-amal kebaikan, terutama untuk membiayai pejuang fi sabilillah dalam menghadapi musuh-musuh Allah.
Jihad dengan jiwa, yaitu berperang melawan musuh-musuh Allah.
Sekali lagi, keadaan timpang bangsa dan umat ini karena jauhnya kita dari syariat Islam. Bagaimanakah Rasulullah dulu membina tak kurang dari 114.000 orang dari awal ia jadi Rasul sampai wafatnya? Sebuah jumlah yang fenomenal. Sekurang-kurangnya ada 2 faktor utama keberhasilan dakwah Rasulullah:
1. Adanya konsistensi Nabi Saw dengan kode etika dakwah, antara lain:
Tidak memisahkan diri antara ucapan dan perbuatan (QS al-Baqarah: 44, Ash-Shaff: 2-3)
Tidak mencerca sesembahan lawan (QS Al-An'am: 108)
Tidak melakukan kompromi dalam masalah agama (QS Al-Kafirun: 1-6)
Tidak memungut imbalan (QS As-Saba': 47, Asy-Syu'araa: 109, 1027, 145, 164, 180, Huud: 29, 51)
Tidak melakukan diskriminasi sosial (QS 'Abasa: 1-2, Al-An'am:52, Al-Kahfi: 28)
Tidak mengawani pelaku maksiat (QS Al-Maidah: 78-79)
Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui (QS Al-Israa': 36)
2. Adanya keteladanan (uswah, qudwah hasanah).
Nahnu du'at qabla kulli syai. Kita adalah da'i sebelum segala sesuatu. Makanya, tarbiyahlah diri kita dahulu sebelum menyeru orang lain. Bahkan Ustadz Ali Mustafa Yaqub (satu-satunya ahli hadits di Indonesia) pun mengakui salah satu keberhasilan dakwah Nabi Saw adalah TARBIYAH. Maka, pilihan kita untuk berkecimpung dan aktif di KAMMI bukanlah pilihan yang salah. Karena, KAMMI mengedepankan aktualitas dan intelektual di dalam pergerakannya. Oleh karena itu, gemblenglah diri kita untuk menjadi seorang Muslim yang ideal. Seorang Muslim Negarawan. Gemblenglah diri kita di wadah bernama KAMMI. Maka, kita akan menjadi uswah hasanah bagi semua orang. Amiin, Insya Allah.
Terakhir, seperti judul buku Ust. Said Hawwa (eh..atau Fatih Yakan punya, yah :-) afwan, lupa), ada juga "yang berguguran di jalan dakwah". Namun kami percaya dan selalu optimis, orang itu bukanlah Anda, bukan pula kami, bukan KITA!!
APABILA ADA 1000 ORANG MUJAHID, SALAH SATUNYA ADALAH AKU
APABILA ADA 100 ORANG MUJAHID, SALAH SATUNYA ADALAH AKU
APABILA ADA 10 ORANG MUJAHID, SALAH SATUNYA ADALAH AKU
APABILA ADA SEORANG MUJAHID, MAKA ITULAH AKU!
(Umar ibn Khattab)
ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR!
*Penulis adalah Sekretaris Departemen Hubungan Masyarakat KAMMI koms IAIN SU periode 2007-2008.
Label: perdana