Buletin Cyber KAMMI IAIN-SU

Visi KAMMI: KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.

Kamis, 08 Mei 2008

Belajar dari Qabil dan Habil

oleh: Arif Munandar*

Ibunda Hawa istri Ayah manusia Adam As melahirkan dua kali anak kembar.
Yaitu Qabil dan saudarinya serta Habil dan saudarinya.
Mereka tumbuh dalam asuhan kedua orang tuanya.Kedua putranya merasakan nikmatnya kehidupan dan masa muda yang kuat.Sedangkan kedua putrinya tumbuh dengan kecenderungan kewanitaannya.Kedua putranya mulai bekerja mencari penghidupan. Qabil sebagai petanidan Habil sebagai penggembala.Dua bersaudara mendapatkan kemudahan hidup dan ma'isyah.
Keluarga ini pun diliputi rasa aman dan berkecukupan.
Seiiring berjalannya waktu dan usia, keduanya memiliki dorongan kelaki-lakian yang kuat,
yaitu dorongan memiliki pasangan hidup untuk mendapatkan sakinah dan ketenteraman jiwa dengan pasangannya.
Hasrat jiwa keduanya begitu menggebu.
Mencari jalan keluar yang mungkin diraih.Nampaklah di sini kehendak Allah swt yang menjadi rahasia semenjak azali
bahwa bani Adam diuji dengan kemudahan-kemudahan,
berupa harta yang melimpah, anak yang banyak, bumi subur menghijau dengan memberikan hasil-hasilnya.
Sebagaimana juga takdir Allah swt berlaku,yaitu manusia bukan hanya umat yang satu, bahkan harus beragam dan banyak.
Ada perbedaan pandangan dan keinginan, model dan penciptaan, bahagia dan sengsara.Maka Allah swt mewahyukan kepada bapak manusia untuk menikahkan anak mudanya secara silang.
Adam alaihis salam melaksanakan perintah Allahdan menyampaikannya kepada anak-anaknya
dengan harapan bahwa keputusan ini menjadi penengah bagi mereka.Dorongan hasrat jiwa adalah sikap ambisi dan tamak.
Namun barangsiapa yang mampu mengendalikan dorongan gelora syahwatnya
dan mampu menjadikan akalnya sebagai pengendali hawa nafsunya,
maka ia menjadi orang yang dimuliakan Allah swt di dunia dan akhirat.
Adapun siapa yang tunduk di bawah kendali syahwatnya.
Akalnya bertekuk lutut dikalahkan nafsunya,
maka ia termasuk kelompok orang-orang yang merugidan tersesat jalan hidupnya, meskipun ia mengira perbuatan itu baik.Setelah Adam alaihis salam menyampaikan wahyu Tuhannya dan memutuskan pernikahan anak-anaknya,
seketika itu Qabil menolak.
Ia tidak menerima keputusan ayahnya (red: murabbi), karena calon istrinya tidak secantik calon istri saudaranya.
Calon istrinya tidak seperti yang diinginkannya.
Dia masih berharap agar saudari kembarnya yang akan menjadi istrinya.Kecantikan fisik masih menjadi sumber masalah yang siap melumat jiwa manusia dan mewariskan kerusakan.Habil telah menunaikan bagiannya dan benar dalam prosesnya, yaitumenerima keputusan ayahnya dan ikhlas dalam menjalankan qurbannya, dst.........
Allahu a'lam

*penulis adalah koordinator dept. kaderisasi KAMMI komisariat IAIN-SU

Label:

PUISI

Bukan waktu berdiam diri
oleh: Noeroel Hasanah*


Di saat ini
Bukan waktu untuk berdiam diri
Dari segala situasi bumi

Mungkin belum engkau rasai
Perihnya kehilangan orang yang dicintai
Tubuh yang tertembus peluru bangsa yahudi

Mungkin belum engkau merasa
Sakitnya tubuh yang ta’ lagi sempurna
Karena kekejaman pembombardir yang meraja lela

Mereka menangis….
Tapi mereka ta’ menangisi semua itu
Mereka menangis karena rindu
Rindu untuk dapat berjihad fi sabilillah

Mereka menangis
Tapi mereka ta’ meratapi segala yang mengiris
Mereka menangis karena kerinduan
Akan sebuah kedamaian

Di sini…
Di Negara yang tercinta
Mungkin ta’ lagi ditemui perang senjata
Namun kita sedang diserang tanpa terlihat kasat mata
Kita sedang dilanda “ghazwul fikr”

Bila mau direnungkan…
Ta’ kan mau lagi berdiam diri
Karena kehancuran akannya
Lebih meluluhkan
Dari sekedar perang senajata

Masihkah niat melarikan diri
Padahal da’wah selalu menanti
Kehadiran pejuang di barisan terdepan.

*penulis adalah mahasiswa IAIN-SU fak. tarbiyah jur. PAI-6 stbk '06
email: n.nuhaj@yahoo.co.id

Label: